Filosofi Rumah Adat Bali

House under construction
Indah
25 Jan 2025

Pulau Dewata selalu memiliki budaya yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah rumah adatnya yang menyimpan daya tarik tersendiri. Selain keunikan dan keragaman bentuknya, secara tata letak rumah adat bali juga memiliki nama dan fungsi untuk setiap bangunannya, bahkan sekaligus menyatakan status adat pemiliknya. Dalam artikel kali ini, kami akan memaparkan proses dasar dalam membangun rumah adat bali.

Sejarah singkat
Berlandaskan sistem pemerintahan dan kepercayaan masyarakatnya pada zaman dahulu dengan kebutuhan terkecilnya adalah sebuah hunian keluarga. Di mana rumah sebagai tempat berinteraksi berikut menjalankan keritualan dalam kepercayaan mereka. Kewajiban atau kebiasaan-kebiasaan setiap keluarga di Bali, menjadikan rumah memiliki fungsi sebagai perlindungan, pemeliharaan, dan penghantar. Perlindungan, memiliki makna bahwa rumah harus dapat memberi rasa aman dan nyaman. Sementara, pemelihara artinya sang pemilik berharap rumah sebagai tempat berinteraksi dan mendidik setiap anggota keluarga. Terakhir adalah penghantar yang berarti rumah memiliki fungsi spiritual yang menghubungkan manusia, leluhur dan sang pencipta.


Konsep dan filosofi
Konsep Tri Hita Karana mengandung makna tiga penyebab kebahagiaan, menjadi sebuah acuan dalam penataan rumah adat bali, meliputi Parahyangan, Pawongan serta Palemahan. Secara singkat, Parahyangan berarti hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Lalu, Pawongan merupakan hubungan harmonis manusia dengan sesamanya. Sedangkan, Palemahan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungannya. Tiga hal tersebut adalah apa yang diyakini masyarakat Bali sebagai pembawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan.

Selain itu, ada Tri Mandala yakni, sebuah aturan mengenai pembagian ruang dan zona. Tri Mandala merupakan konsep ruang yang menjelaskan terdapatnya tiga ranah bagian. Mulai dari Nista Mandala yakni, bagian terbawah sebagai ruang peleburan dan pembersihan. Lalu Madya Mandala yakni, bagian tengah sebagai ruang berproses, serta Utama Mandala yakni, bagian teratas sebagai ruang pemujaan yang disucikan.

Ada pula Tri Loka yang menjadi konsep hierarki antar Tiga Alam yaitu, Bhur Loka yang berarti alam segala ciptaan Tuhan selain manusia, Bhuwah Loka (alam manusia dengan segala pemikirannya), Swah Loka (alam leluhur dan Dewa-Dewi), semua itu merupakan bentuk manivestasi Sang Pencipta. Terakhir adalah Tri Angga yakni, konsep hierarki mengenai mikrokosmos, wilayah tengah dan makrokosmos. Konsep ini terkait erat dengan konsep Tri loka yaitu, kepala, badan dan kaki yang berkaitan dengan proporsi.

Selanjutnya, Asta Kosala Kosali yakni, aturan tradisional Bali yang mengatur tata cara penataan ruang horizontal dan vertikal, serta menentukan fungsi baik lahan atau bangunannya, secara Arsitektural. Terakhir ada Arga Segara, Kaja-Kelod sebagai pertimbangan utama yang menghubungkan gunung dan laut dimana di antaranya adalah kehidupan manusia.


Dimensi dan bahan
Penggunaan ukuran dalam rumah adat bali adalah berpedoman pada anatomi tubuh sang pemilik, seperti ukuran telapak kaki, jengkal tangan, jari kelingking dan sebagainya. Hal ini tertuang di dalam lontar Asta Kosala Kosali yang akan dirumuskan oleh undagi (sebutan bagi arsitek tradisional Bali) menjadi gegulak (pendimensian wujud bangunan yang diterjemahkan dari bagian-bagian fisik manusia kedalam bilah bambu). Kerap disebut dengan Sikut Satak, tuntunan dalam proses pembangunan baik secara upakara ataupun pelaksaannya. Proses perubahan peruntukan dari lahan, penentuan hari baik untuk memulai pekerjaan, menentukan tata letak, dimensi horisontal maupun vertikal dan proses menghidupkan kembali apa yang dipergunakan untuk kembali seperti pada hakikatnya di alam.

Secara tradisional, bangunan rumah adat bali menggunakan bahan-bahan yang disediakan alam semesta seperti batu bata, batu padas (paras), kayu yang sesuai peruntukannya, bambu, alang-alang, ijuk, dan sebagainya sesuai dengan ketersediaan pada lingkungan terdekat. Bangunan ini menjadi mahal seiring perkembangan teknologi, kemajuan zaman dan peruntukan bangunan, sementara ketersediaannya sebagian material sudah semakin sulit didapatkan.

(Naskah: Ida Bagus Budi Dharma S.t.)

Banner
Tema MAJALAH Terlaris Sepanjang Masa
Rasakan perubahannya!

Berita Baru

Tetap Update

Bang Mat

Membangun ekosistem property yang terintegrasi

INFO KONTAK

  • Telephone: +6281110128883
  • Email: marketing@bangmat.id
  • Alamat: Gd. Istana Pasar Baru lt. 1.20, Jl. Pintu Air Raya No.58, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710

© 2025 BANG MAT | All rights reserved