Masjid biasanya dibangun dengan bentuk yang mencolok agar mudah dikenali dan disambangi. Namun ada sebuah banguna masjid di Turki yang justru memiliki bentuk yang tak biasa karena tak terlihat di permukaan.
Masjid bernama Sancaklar ini merupakan masjid yang bangunannya berada di bawah tanah. Terletak di daerah Buyukcekmece, daerah pinggiran Istanbul, Turki, masjid ini memiliki luas hingga 700 meter persegi dan dirancang oleh arsitek bernama Emre Arolat.
Melansir dari situs Deezen, Masjid Sancaklar memiliki struktur yang sederhana dan minim ornamen. Posisi masjid berada di sebuah cekungan lanskap sehingga yang terlihat dari luar hanya atap batu dan menara tinggi. Desain ini menjadi jarang dimiliki oleh masjid-masjid pada umumnya.
"Masjid Sancaklar bertujuan untuk mengatasi isu mendasar dalam mendesain sebuah masjid dengan menjauhkan diri dari diskusi arsitektur saat ini yang berdasarkan bentuk dan berfokus hanya pada esensi ruang keagamaan," kata arsitek masjid seperti yang dikutip oleh Deezen, pada Selasa, 15 April.
Jemaat atau penghuni harus terlebih dahulu melewati anak tangga dari potongan batu untuk masuk ke dalam masjid. Rumput yang tumbuh di sekeliling tangga batu membantu menyatukan anak tangga sekaligus atap.
"Bangunan ini menyatu sepenuhnya dengan topografi dan dunia luar tertinggal saat seseorang bergerak melalui lanskap, menuruni bukit, dan di antara dinding untuk memasuki masjid," ujar arsitek masjid.
Ruangan yang digunakan untuk beribadah di masjid ini memiliki luas yang memadai dengan suasana yang dihadirkan seperti berada di dalam gua. Dinding ruangan dilapisi beton yang menjadi pusat bangunan.
Jamaah pria dan wanita dipisahkan oleh sekat hitam sebagai privasi. Sebab penerangan minim, pada ruang salat dipasang lampu di bawah anak tangga dan celah-celah langit sehingga menimbulkan kesan dramatis karena kontras dengan suasana gelap khas di gua.
Walau minim penerangan, dinding beton yang bergaris dan membentang sepanjang bagian depan ruang hingga ke belakang dapat menangkap cahaya tipis melalui celah dan retakan. Hal ini membuat ruang sholat tidak segelap yang dibayangkan.
Atas keunikan arsitekturnya, Masjid Sancaklar yang rampung dibangun pada tahun 2012 ini berhasil memenangkan penghargaan sebagai bangunan keagamaan terbaik pada Festival Arsitektur Dunia pada tahun 2013.
Masjid biasanya dibangun dengan bentuk yang mencolok agar mudah dikenali dan disambangi. Namun ada sebuah banguna masjid di Turki yang justru memiliki bentuk yang tak biasa karena tak terlihat di permukaan.
Masjid bernama Sancaklar ini merupakan masjid yang bangunannya berada di bawah tanah. Terletak di daerah Buyukcekmece, daerah pinggiran Istanbul, Turki, masjid ini memiliki luas hingga 700 meter persegi dan dirancang oleh arsitek bernama Emre Arolat.
Melansir dari situs Deezen, Masjid Sancaklar memiliki struktur yang sederhana dan minim ornamen. Posisi masjid berada di sebuah cekungan lanskap sehingga yang terlihat dari luar hanya atap batu dan menara tinggi. Desain ini menjadi jarang dimiliki oleh masjid-masjid pada umumnya.
"Masjid Sancaklar bertujuan untuk mengatasi isu mendasar dalam mendesain sebuah masjid dengan menjauhkan diri dari diskusi arsitektur saat ini yang berdasarkan bentuk dan berfokus hanya pada esensi ruang keagamaan," kata arsitek masjid seperti yang dikutip oleh Deezen, pada Selasa, 15 April.
Jemaat atau penghuni harus terlebih dahulu melewati anak tangga dari potongan batu untuk masuk ke dalam masjid. Rumput yang tumbuh di sekeliling tangga batu membantu menyatukan anak tangga sekaligus atap.
"Bangunan ini menyatu sepenuhnya dengan topografi dan dunia luar tertinggal saat seseorang bergerak melalui lanskap, menuruni bukit, dan di antara dinding untuk memasuki masjid," ujar arsitek masjid.
Ruangan yang digunakan untuk beribadah di masjid ini memiliki luas yang memadai dengan suasana yang dihadirkan seperti berada di dalam gua. Dinding ruangan dilapisi beton yang menjadi pusat bangunan.
Jamaah pria dan wanita dipisahkan oleh sekat hitam sebagai privasi. Sebab penerangan minim, pada ruang salat dipasang lampu di bawah anak tangga dan celah-celah langit sehingga menimbulkan kesan dramatis karena kontras dengan suasana gelap khas di gua.
Walau minim penerangan, dinding beton yang bergaris dan membentang sepanjang bagian depan ruang hingga ke belakang dapat menangkap cahaya tipis melalui celah dan retakan. Hal ini membuat ruang sholat tidak segelap yang dibayangkan.
Atas keunikan arsitekturnya, Masjid Sancaklar yang rampung dibangun pada tahun 2012 ini berhasil memenangkan penghargaan sebagai bangunan keagamaan terbaik pada Festival Arsitektur Dunia pada tahun 2013.