Semen merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan dinding, beton, plester dinding, dan lantai. Kata semen sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni caementum yang artinya memotong menjadi bagian-bagian kecil tidak beraturan.Semen pertama kali ditemukan di Pozzuoli, Italia, pada masa Kerajaan Romawi.
Berbentuk bubuk, dalam proses pemakaiannya semen akan dicampur dengan air dan batu, lalu didiamkan hingga mengeras. Proses pengerasan semen ini berhubungan dengan bahan baku yang dikandungnya. Berikut beberapa bahan baku yang ada di dalam semen:
Batu kapur
Bahan baku semen yang paling utama adalah batu kapur. Pada umumnya, batu kapur yang digunakan adalah aragonit dan kalsit yang secara kimia keduanya dinamakan dengan kalsium karbonat atau CaCO3. Proses pembuatan semen ini melibatkan transformasi CaCO3 dalam batu kapur menjadi Oksida Kalsium (CaO) dan Dolomite (CaMg(CO3)2) menjadi kristal Oksida Magnesium (MgO) bebas atau Periclase.
Baca Juga:
Memilih Atap yang Tepat, Rumah Jadi Lebih Aman dan Nyaman
Cara Memilih Jenis Pencahayaan Efisien untuk Rumah
Tanah liat
Tanah liat mengandung silika, alumina, dan oksida besi yang dibutuhkan untuk mengikat seluruh bahan. Dengan berat molekul sebesar 796,40 g/mol, material yang satu ini umumnya berwarna cokelat kemerah-merahan.
Pasir
Ada dua jenis pasir yang digunakan untuk membuat semen, yakni pasir besi dan pasir silika. Pasir besi berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur dan meningkatkan fluiditas adonan semen selama proses pembakaran. Sementara, pasir silika memberikan kekuatan dan ketahanan pada semen.
Gypsum
Gypsum merupakan salah satu elemen penting dalam bahan baku pembuatan semen. Penggunaan gypsum berfungsi untuk mengukur kadar cepat atau lambatnya semen akan mengeras. Umumnya material ini akan dipakai sekitar 4-5% dari kadar total bahan baku.