Atap merupakan bagian penting dalam sebuah bangunan yang juga menjadi simbol pembeda dari bangunan sekelilingnya. Namun, sebelum menentukan atap untuk sebuah bangunan ada baiknya menentukan rangka yang tepat guna dalam peruntukan sebuah bangunan. Di masa lalu, rangka atap yang lumrah digunakan adalah material kayu.
Sayangnya, dengan perkembangan zaman semakin banyak pilihan rangka atap dengan berbagai pilihan material yang bisa digunakan. Berikut adalah beberapa jenis rangka atap yang bisa menjadi pilhan untuk penempatan atap sebuah bangunan.
1. Baja Ringan
Dalam perkembangan konstruksi masa kini, penggunaan baja ringan sebagai rangka atap semakin lumrah dipilih. Baja ringan menjadi opsi umum karena, ketersediaan bahan yang mudah dijumpai juga harga bahan yang cukup terjangkau. Selain dua alasan itu, penggunaan baja ringan juga didorong dengan material utama yang memang ringan namun kokoh, terlebih jika diperuntukan di daerah yang rawan gempa.
Baja ringan juga memiliki sifat anti karat dan tahan terhadap cuaca ekstrem, sehingga meminimalkan kerusakan atau perawatan yang diperlukan. Selain itu, baja ringan yang terbuat dari campuran baja, aluminium dan zinc membuat bobot material ini tak terlalu berat dan juga mudah dipasang serta diolah dengan desain yang fleksibel yang memudahkan dalam proses konstruksi. Namun, penggunaan baja ringan sebagai bahan rangka atap memerlukan pemahaman yang baik tentang teknik pemasangan dan penanganan yang tepat agar struktur atap tetap kuat dan aman.
2. Baja Konvensional
Selain baja ringan, baja konvensional juga dapat diaplikasikan menjadi rangka atap. Pemilihan bahan ini membuat rangka lebih kuat jika dibandingkan dengan rangka baja ringan. Hal ini karena, baja konvensional memiliki massa berat yang lebih jika dibandingkan dengan baja ringan sehingga membuat kekuatannya lebih unggul.
Meskipun baja konvensional memiliki kekuatan lebih daripada baja ringan, tetapi kekurangan dari baja konvensional adalah material yang tidak tahan karat. Hal itu karena baja konvensional tidak dilapisi dengan lapisan anti karat, seperti galvalume, sedangkan baja ringan umumnya dilapisi oleh lapisan anti karat. Rangka atap baja konvensional biasanya tidak digunakan untuk membangun rumah, melainkan untuk bangunanberskala besar misalnya gudang, pabrik dan sebagainya.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah jenis bahan rangka atap yang sering digunakan pada bangunan komersial atau industri. Keuntungan utama beton bertulang adalah kekuatannya yang tinggi dan tahan lama. Durabilitas material beton bertulang juga sangatlah tinggi. Beton bertulang mampu menahan beban akan segala cuaca dengan stabil seperti angin kencang, tumpukan salju atau beban lainnya.
Selain itu, material ini juga tahan pada serangan serangga seperti rayap. Jadi penggunaan beton bertulang juga termasuk dalam material yang minim perawatan berkala. Namun, penggunaan beton bertulang sebagai rangka atap memerlukan perencanaan yang baik dan tenaga kerja yang terampil.
Proses pengerjaan beton bertulang yang melibatkan pengecoran dan pemasangan tulangan juga biasanya memakan waktu lebih lama. Selain itu, biaya konstruksi beton bertulang juga cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bahan rangka atap lainnya.
4. Rangka Atap Kayu
Kayu merupakan jenis bahan rangka atap yang telah digunakan sejak zaman dahulu. Keunggulan utama kayu sebagai bahan rangka atap adalah kekuatannya yang baik dalam perbandingan beratnya. Kayu juga mudah diolah dan dapat memberikan kesan alami dan estetika yang menarik pada bangunan.
Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kayu sebagai rangka atap. Pertama, perlu memilih kayu yang tahan terhadap serangan hama kayu atau pembusukan, seperti kayu ulin atau kayu kelas 1. Selain itu, perawatan rutin seperti pengapuran dan pengolesan cat pelindung diperlukan agar kayu tetap awet dan tahan terhadap cuaca.